Dumai (leadernusantara.com) – Dalam rangka kunjungan kerja berbagi pengalaman di bidang Kominfo Pariaman Kota, dalam penerapan berbagai aplikasi untuk pelayanan publik yang maksimal dan kemitraan dengan wartawan, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Pariaman melakukan studi komparatif ke Diskominfo Kota Dumai.
Studi tersebut berlangsung selama empat hari, yakni 10-14 November 2019, terdiri dari Kepala Dinas Kominfo Kota Pariaman, Hendri, Sekretaris Diskominfo, Leni Amin. Kabid dan staf serta wartawan yang bertugas dilingkungan pemerintah Kota Pariaman.
Rombongan dari Kota Pariaman, disambut Plt. Kepala Dinas Kominfo Kota Dumai M. Fauzan dan ASN lainnya serta sejumlah wartawan yang meliput kegiatan Pemko Dumai.
Menurut Hendri, kunjungan komparatif ke Diskominfo Kota Dumai salah satu bertujuan untuk melakukan meningkatkan silaturrahmi dan saling berbagi informasi pelaksanaan aplikasi di sejumlah OPD di Pemko Dumai. Dari aplikasi yang sudah dikembangkan Diskominfo Dumai ada diantaranya yang bisa ditiru nantinya.
“Pelaksanaan PPID di Kota Dumai juga terbilang bagus. Karena itu, kita ingin mengetahui sehingga bisa dijadikan contoh dalam meningkatkan kinerja PPID di Kota Pariaman,” kata Hendri.
Dikatakan Hendri, Kota Pariaman termasuk kota kecil dengan empat kecamatan. Kota Pariaman yang dimekarkan dari Kabupaten Padangpariaman tahun 2002, saat ini konsen dalam pengembangan pariwisata. Terutama wisata laut, pantai dan pulau. Ikon pariwisata Pariaman diantaranya pulau Angso Duo.
“Kami menawarkan Diskominfo Kota Dumai dan OPD lainnya, termasuk masyarakat Dumai agar bisa berkunjung ke Kota Pariaman. Pariwisata menjadi unggulan dalam pembangunan Kota Pariaman,” tutur Hendri.
Sementara itu, Plt. Kepala Diskominfo Kota Dumai, M.Fauzan menyebutkan, Kota Dumai dulunya bagian dari Kabupaten Bengkalis. Pada 20 April 1999 berdiri Kotamadya Dumai. Seiring dengan penghapusan kotamadya, maka Dumai menjadi kota dipenitif.
“Kota Dumai dengan penduduk sekitar 300 ribu jiwa, memiliki APBD sebesar Rp 1,1 triliun dan PAD mencapai Rp 118 miliar pertahun,” kata Fauzan.
Fauzan mengakui, setelah mendengarkan penjelasan dari Kadiskominfo Kota Pariaman, juga banyak yang patut dipelajari Diskominfo Kota Dumai. Baik dari sisi kerja sama, kemitraan dengan insan Pers maupun dalam sistem pembayaran yang masih terbagi dua, yakni tunai dan non-tunai.
“Ternyata di Diskominfo Pariaman semuanya sudah non-tunai. Sedangkan di Diskominfo masih ada yang tunai dan non-tunai,” tutur Fauzan menambahkan.
Fauzan juga berupaya melakukan kegiatan study komparatif ke Kota Pariaman tahun depan (2020).
“Mudah-mudahan tahun 2020 kami bisa berkunjung ke Kota Pariaman bersama wartawan mitra di Diskominfo Kota Dumai. Bagaimana teknis penganggarannya, kita coba pelajari dari Kota Pariaman. Dengan bantuan teman-teman wartawan nantinya, mudah-mudahan bisa terwujud,” tutur Fauzan.
Pertemuan dilanjutkan dengan tanya jawab, penyerahan cendramata dan foto bersama. (Mudawar)
Discussion about this post