Penulis: Rosdiana, S.Pd.I
(Guru PAI SD Negeri 005 Sepempang)
Natuna, leadernusantara.com-Sesuatu tergantung dari niat seseorang. Kalau niatnya baik, insya Allah hasil akhirnya juga akan baik, tetapi jika niatnya tidak lurus atau sudah melenceng lambat laun hasilnya juga akan kurang baik, bahkan menjadi tidak baik.
Dalam segala hal, luruskan niatmu. Jangan lari dan melenceng, bahkan memkasakan diri dari hal yang sebenarnya bertentangan dengan hati nurani kita.
Allah Swt memberikan kita akal agar bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk.
Jangan perturutkan hawa nafsu dengan kesenangan yang semu dan sifatnya sementara saja. Kita akan dihadapkan dengan kematian, yang suatu saat akan diminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan yang sudah pernah kita lakukan .
Siapakah orang yang paling hebat dan cerdas di dunia ini???
Tentu jawaban bukan professor, bukan presiden, dokter, polisi , guru dan lainnya.
Lantas siapa? Orang yang paling hebat dan cerdas adalah orang yang selalu ingat bahwa diri akan meninggal, dan menyiapkan bekal kematiannya itu dengan amal-amal soleh.
Bagaimana dengan jabatan, pangkat, gelar, kekayaan yang kita miliki? Tentunya semuanya akan menjadi saksi hidup atas diri kita. Kalau kita pergunakan jabatan tersebut dengan benar, maka kita akan mendapatkan balasan berupa kebaikan atas diri kita. namun sebaliknya, jika kita salah menggunakan jabatan, maka kita akan mendapatkan balasan yang sangat menyakitkan diri kita.
Mari kita renungkan dan muhasabah kembali diri kita, sudah sejauh mana kaki kita melangkah, diri kita berbuat, lisan kita berucap, kebijakan yang kita putuskan.
Sadarkah kita? Mari kita buka lebar-lebar mata kita. Mari kita merenung sejenak.
Kita telah diperbudak oleh yang namanya duniawi. Kita rela menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan jabatan. Ada yang dekat dengan atasan, pura-pura baik dengan atasan, bahkan sanggup membayar demi jabatan yang kita inginkan.
Kesenangan ini hanya semu, semuanya tidak berakhir dengan bahagia, hilangkan keberkahan yang kita cari. Tujuan hidup ini adalah untuk mencari keberkahan dan ridho Allas Swt. Yok kita luruskan niat, kita kembali ke jalan kebenaran, yakni jalan yang lurus.
Tiada seorang yang tidak mau memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi, namun itu proses yang panjang, bukan main bim salabin dan ala katabra, sehingga menempatkan sesuatu tidak sesuai dengan porsinya, sehingga yang terjadi kualitas sumber daya manusia yang rendah, dan ini yang terjadi di zaman sekarang.
Bijaklah dalam mengambil suatu keputusan, karena semuanya akan kita pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt. Hari ini kita bisa bangga, tertawa lebar, merasa puas dengan kedudukan kita, namun semua gerak-gerik kita tidak luput dari pengawasan para malaikat (waskat).
Yakinlah, kita semua akan menunju “kematian”, yang tiada seorang pun bisa menahannya. Karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kita masih menunggu antrian kapan sampai giliran kita. Mari persiapkan bekal kita menuju akhirat. Bukankan akhirat itu lebih baik dari dunia. Bila kita amati kejadian yang terjadi sekarang, menunjukan bahwa dunia ini sudah semakin tua. Maksiat sudah merajalela. Keadilan sudah mulai diragukan. Masih tidak percayakah kita? Jangan kita perturutkan ego kita, menolak kebenaran yang jelas sudah pasti akhirnya.
Mari kembali luruskan niat kita, kembali ke jalan kebenaran, jalan yang menuntun kita mencapai kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
Terima kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat. (Rosdiana, S.Pd.I)***
Discussion about this post