Batam. (leadernusantara.com) – Forum Pers Independent Indonesia (FPII) mendeklarasi dan Pelantikan Ketua Setwil FPII se-Indonesia, Senin (22/05/2017), di Gedung Joeang 45 Jakarta Pusat.
Hadir pada acara deklarasi dan pelantikan Ketua Presedium FPII Kasih Hati, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto, Staf Ahli Kepresidenan Jokowi, Jeri Lumelle, Presiden Anak Bangsa Sejati (ABS) Ferdinand dan Wartawan Senior Satrio Sunandar.
Mayjen TNI Wuryanto dalam sambutannya menyampaikan amanat Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, permintaan maaf atas ketidak hadirannya saat Deklarasi FPII dikarenakan adanya kegiatan rapat mendadak.
Ucapan Selamat diberikan oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo melalui Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto, atas terbentuknya FPII di Indosia, diharapkan kehadiran FPII akan bermanfaat bagi masyarakat serta bangsa dan Negara Indonesia.
Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto, mengatakan pemecah persatuan banyak terjadi dimana-mana lewat penyebaran berita-berita Hoax ( Berita Bohong ), FPII harus bisa menjadi garda terdepan dalam menangkal berita-berita Hoax.
“Tidak bisa menjelaskan semuanya, tapi setiap hari berita Hoax itu selalu ada. Dan saya berharap dengan adanya FPII ini dapat menjadi garda terdepan dan motivator dalam menjaga NKRI dari upaya-upaya pemecah pemersatuan Negara Indonesia lewat berita Hoax,” ujar Mayjen Wuryanto. (22/5/2017).
Ketua Presedium FPII Kasihahhati menuturkan, banyaknya kejadian intimidasi dan kekerasan terhadap aktifitas jurnalis diseluruh wilayah Indonesia, maka dirinya bersama teman-teman pers yang ada diseluruh wilayah Indonesia membentuk FPII.
“Diduga Dewan Pers sudah tidak Independen, dan hal ini sangat bermanfaat agar para jurnalis bisa mempunyai wadah untuk mempertahankan nilai-nilai Pres sesuai Undang-Undang Pres yang telah ditetapkan dan dapat membela teman-teman wartawan yang terintimidasi, namun tidak pernah dibela oleh Dewan Pers,” ucapnya tegas.
Sedangkan wartawan senior Satrio Sunandar menambahkan, seorang wartawan itu harus mengabarkan berita yang benar-benar atau sesuai dengan fakta dan data dilapangan, walaupun kabar kebenaran tersebut akan mendapatkan risiko yang harus dihadapi.
“Jadi jika benar katakan benar, dan jika salah katakan salah. Meskipun akan banyak resiko yang menimpa kepada dirinya nanti. Dan seorang wartawan juga tidak boleh berhenti membaca untuk terus berkembang mengikuti zaman,” ucapnya.
Sementara Ketua Setwil FPII Provinsi Kepri, T.Hanafi mengatakan, FPII lahir dan tumbuh akibat keprihatinan kejadian yang merugikan bahkan intimidasi yang diterima rekan-rekan wartawan saat liputan dilapangan.
“FPII mempunyai tujuan yang jelas dalam membela awak media yang mendapat perlakuan tidak wajar saat melakukan peliputan, baik penolakan maupun perlakuan kasar narasumber, FPII juga menangkal peranan oknum wartawan yang seringkali memanfaatkan dan bertindak atas nama wartawan untuk hal diluar visi misi wartawan” ucapnya.
Hanafi berharap kepada insan pers (Kepri-red) yang belum bergabung dengan FPII, dapat segera bergabung, selain menambah wawasan tentunya mempererat tali silaturahmi antar wartawan maupun media-media lainnya. (Ifanko/Tim)
Discussion about this post