Tanjungpinang Kepri (leader) – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga untuk mewaspadai obesitas, karena cenderung meningkat.
Kementerianmencatat jumlah penduduk obesitas di Provinsi Kepulauan Riau melonjak dari 8,5 persen menjadi 13,2 persen, kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Kamis (25/7).
Dijelaskannya, jumlah penduduk obesitas di Kepri pada tahun 2013 sebanyak 8,5 persen, sementara secara nasional 11,8 persen, kemudian tahun 2018, lanjutnya jumlah penduduk obesitas di Kepri meningkat menjadi 13,2 persen, sementara tingkat nasional hanya 8 persen.
“Jumlah penduduk Kepri sekitar 2 juta orang. Dengan persentase di atas rata-rata nasional, berarti sangat buruk, dan harus dicegah,” ucapnya.
Obesitas disebabkan konsumsi secara berlebihan, dan tidak memiliki pola hidup sehat seperti berolah raga.
Tradisi merayakan sesuatu, seperti mendapat jabatan baru, ulang tahun, juara kelas, dapat pekerjaan baru di Kepri juga perlu diperbaiki, Hal itu disebabkan merupakan tradisi yang dicurahkan dalam bentuk makan di restoran pada malam hari.
“Hasil analisis kami, kebiasaan mengkonsumsi makanan atau jajanan di luar merupakan pola hidup yang kurang baik, Sebaiknya kebahagiaan itu dicurahkan dengan hal positif lainnya,” katanya.
Gaya hidup yang perlu diperbaiki seperti mekosumsi makan pada saat hari raya keagamaan, contohnya Idul Fitri, tradisi minuman kaleng baik yang bersoda maupun tidak, masih terjadi di Kepri, akan berdampak kurang baik untuk dengan kesehatan.
Setiap keluarga yang berlebaran merasa tidak, berlebaran kalau di rumahnya tidak ada minuman kaleng, padahal minuman kaleng tersebut mengandung gula yang sangat tinggi.
“Akan lebih baik kita kembali seperti dahulu yakni menyajikan minuman tradisional berupa sirup pandan dan lainnya yang nikmat dan bergizi,” tuturnya.
Selain disebabkan konsumsi yang berlebihan, obesitas juga disebabkan faktor keturunan, namun dari berbagai kasus, persentase obesitas yang disebabkan oleh keturunan, sangat kecil.
Obesitas hanya dapat dicegah oleh diri sendiri, dengan cara konsumsi yang tidak berlebihan, dan berolah raga minimal 30 menit setiap hari.
“Kalau makan itu nasinya sedikit saja, makanan yang berserat seperti sayuran yang harus banyak,” katanya.
Penduduk obesitas menjadi perhatian pemerintah lantaran berpotensi menyebabkan terjadi berbagai penyakit tidak menular, namun berbahaya. Penyakit yang potensial diidap penderita obesitas yakni diabetes, stroke, jantung dan gagal ginjal.
Penyakit gagal ginjal, jantung dan stroke menempati angka tertinggi penyebab kematian. Sebanyak 85 orang tahun 2011 mengidap penyakit gagal ginjal, dan sekarang meningkat sekitar 800 persen.
“Bahkan ini lebih tinggi dari pertumbuhan percepatan penduduk, Gagal ginjal, penderita terbantu BPJS, Kalau tidak ada BPJS setiap bulan harus cuci darah Rp 8-12 juta, jika gaji hanya Rp5 juta/bulan, bisa berhutang dan tidak makan,” katanya. Sumber Diskomimfo Kepri. (leader)
Discussion about this post