Bengkayang Kalbar (leadernusantara.com) – Karena ulah kontraktor bermain proyek yang tidak menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap pengambilan matrial dari warga untuk bangunan gedung sekolah SD N10 Bengkayang, Hingga Warga gembok pintun pagar masuk gedung sekolah.
Adapun Proyek pembangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri 10 di Desa Tuba Pasak Kecamatan Teriak Kabupaten Bengkayang-Kalbar, dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya, tahun anggaran 2024.
Meskipun proyek tersebut selesai dikerjakan oleh PT. Kreasindo Putra Bangsa, namun sayangnya matrial yang di ambil dari warga setempat tidak selesai di bayar, sehingga warga tersebut merasa dirugikan senilai Rp. 359.256.000, karena kesal warga gembok pintu pagar gedung sekolah tersebut.
Thomas mengatakan kepada media ini, “saya sangat dirugikan dalam pembangunan SDN 10 Tuba Pasak Kecamatan Teriak, karna matrial bangunan yang saya saplay kebanguan ini atas permintaan PT. Kreasindo Putra Bangsa, senilai Rp. 359.256.000 ” sampai saat ini belum dibayar, kata Thomas tampak kesal Pada Rabu (29/5/2024.
Menurut Thomas prestiwa itu terjadi bahwa dirinya diminta menyediakan matrial dalam proses bangun Gedung sekolah tersebut, ditotal nilai harga matrial yang belum dibayar PT. Kreasindo Putra BangsaRp. 359.256.000, sebut Thomas.
Thomas juga mengatakan, penyegelan pagar gedung sekolah SDN 10 Tuba Pasak, tidak bermaksud untuk menghambat proses belajar-mengajar, hanya bertujuan agar pihak terkait dapat mencari solusi penyelesaiannya, agar saya tidak dirugikan, karena ulah kontraktor nakal, sebutnya.
Karena Permasalah ini sudah lama sekali dan sudah berbagai upaya kita lakukan untuk bertemu dengan PT. Kreasindo Putra Bangsa, namun janji-tinggal janji alias tidak ada kepastian.
saya warga sini, seperti di manfaatkan untuk mensaflay matrial, tetapi tidak dibayar, kata Thomas tampak kesal.
Sedangkan proyek ini ada anggaranya, bahkan informasi yang kami dapat, dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya sudah mencairkan dana proyek tersebut, sementara kejibannya selaku kontraktor yang memesan matrial dari kami, tidak dibayar kepada kami.
Sehingga saya dan teman-teman yang terkait pada persoalan tersebut, berharap pihak perusahaan ada itikad baiknya dalam menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap material yang sudah kami keluarkan, jeals Tomas.
Ditempat terpisah, Kepala Sekolah SDN 10 Tuba Pasak Suhanda mengatakan, adanya penyegelan oleh pihak yang dirugikan, saya selaku kepala sekolah disini, tidak keberatan, karena tujuan mereka menuntut haknya, namun karena tidak ada kepastian, maka mereka menggembok, kata Suhanda.
Lanjut Suhanda. Sebelum mereka melakukan penyegelan mereka sudah memberi tahukan kepada saya selaku pimpinan di SDN 10 Tuba Pasak, dan mereka juga melakukan dengan cara yang baik.
“Saya menyarankan sebelum melakukan penyegelan, harus dilandasi dengan surat pemberitahuan terlebih dahulu, supaya nanti tidak ada kesan, bahwa tindakan yang dilakukan kurang lebih seperti premanisme,”ucap Suhanda dikediamannya.
Menurut Suhanda Kepsek SDN 10 Tuba Pasak, yang menjadi masalah bagi kami sekarang, untuk proses ajar-mengajar, saat proses pengerjaan bangunan sedang berjalan, kami melaksanakan ajar-mengajar, di gedung gereja dan posyandu, ada juga di rumah masyarakat, urai kepsek terlihat sedih.
“Kami selaku tenaga pendidik terbagi, sesama guru sekolah SDN 10 Tuba Pasak ini, dalam satu Minggu, bisa tidak bertemu antar sesama guru, mungkin udah menjadi nasib kami di sini” sebut kepsek Suhanda.
Terkait penyegelan ini, kami sudah memberitahukan kepada PUPR Kalbar, bahkan foto-foto sudah kami berikan kepada pihak PUPR Kalbar, kami dari pihak sekolah berharap agar persoalan ini cepatnya dapat diselesaikan, namun sampai detik ini belum ada tanggapan, pungkas Suhanda.
Kami berharap dan meminta kepada pelaksana PT. Kreasindo Putra Bangsa, untuk menyelesaikan permasalah ini agar proses belajar mengajar di sekolah ini, tidak terganggu, dengan persoalan yang ada, kata Ahon selaku Komite sekolah SDN 10 Tuba Pasak kepada awak media ini.
“Kasian dengan anak anak yang sekolah disini, menjadi beban pemikiran bagi mereka karena melihat pagar sekolahnya di gembok dengan rantai,” jelas Ahon.
Saat berita ini dipostingkan di media ini, belaum dapat konfirmasi dengan pihak PT. Kreasindo Putra Bangsa, maupun dengan pihak yang berwenang lainnya. (Mari).
Discussion about this post