Natuna, leadernusantara.com-Ratusan Aliansi Nelayan se-Kabupaten Natuna, Kamis,(27/02) pagi ini kompak mendatangi Gedung DPRD Natuna untuk menolak alat tangkap Cantrang yang dibawa Nelayan Pantura di Perairan Laut Natuna.
Dalam orasinya beberapa perwakilan peserta aksi dari Aliansi Nelayan se-Kabupaten Natuna menyampaikan, “Alasan pemerintah pusat mengirim nelayan cantrang ke-Natuna untuk mengamankan perbatasan NKRI, adalah alasan yang tolol. Kami nilai pengiriman nelayan cantrang ke Natuna, suatu permainan politik mafia-mafia dan pejabat pusat.
“Terang salah seorang peserta aksi.
Mengizinkan alat tangkap cantrang ke Natuna, sama saja pemerintah pusat menyuramkan masa depan anak cucu kita masyarakat natuna dikemudian hari. Siap-siaplah untuk tidak makan ikan lagi.”Terangnya.
Peserta aksi juga mempertanyakan terkait diperbolehkannya alat tangkap cantrang. Dizaman ibu Susi Pudji Astuti, menjadi menteri KKP-RI alat tangkap cantrang dilarang. Karena penggunaan alat tangkap ini dinilai tidak ramah lingkungan.
“Permen (Peraturan Menteri) terkait pelarangan alat tangkap tidak ramah lingkungan, termasuk cantrang, tidak berubah. Tetap tidak boleh dilakukan,”Kaata Dirjen Perikanan Tangkap KKP, M Zulficar Mochtar kepada wartawan Selasa (9/4/2019) lalu. Nah , kok sekarang diperbolehkan. Apa dasarnya, apakah cukup dengan alasan untuk menjaga perbatasan.”Kami tidak mau dibujuk lagi dengan alasan-alasan konyol pemerintah pusat itu. Itu bukan mengamankan tetapi untuk mengeruk hasil laut Natuna untuk dibawa ke pusat. “Terang Panjang, perwakilan Nelayan Pulau Tiga.
Lelaki asal Buton itu juga menantang pemerintah pusat siapa yang bilang laut Zona Ekonomis Exlusif (ZEE) itu kosong. Saya siap menunjukkan bukti-bukti kalau laut ZEE itu tidak kosong. “Tegas Panjang.
Ribuan peserta aksi yang tergabung pada Aliansi Nelayan Natuna itu mengajak DPRD dan berharap untuk dapat bersama-sama menyampaikan aspirasi Nelayan Natuna ke-Pusat.
20 orang perwakilan Aliansi Nelayan Natuna di terima untuk melakukan audiensi Dengan DPRD Natuna. Sampai berita ini dimuat aksi masih berlanjut. (Herman)
Discussion about this post