Oleh: Syahidin, S.Pd.I., M.A.
Mahasiswa Prodi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
Natuna, lesdernuasantara.com-Rekontruksi memiliki makna pengembalian seperti semula: akan dilaksanakan, rekonstruksi
adalah pengembalian sesuatu ketempatnya yang semula, penyusunan atau penggambaran. Dalam merekonstruksi sistem pembelajaran PAI di sekolah digunakan model Dengeng(1989) dikembangkan dengan berpijak pada variabel-variabel yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Keterkaitan antara komponen dalam sistem pembelajaran diformulasikan dalam langkah- langkah desain pembelajaran. Tujuan paling utama diperlukannya rekonstruksi adalah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang terjadinya suatu tindak Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran dan merancang “perlakuan” berbasis media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi.
Desain Pembelajaran menurut Istilah dapat didefinisikan:
- Menurut Reigeluth Desain pembelajaran Adalah Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan ketrampilan pada diri pemelajar ke arah yang dikehendaki.
- Menurut Briggs Desain pembelajaran adalah Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan
- Menurut Seels dan Richey Desain pembelajaran adalah Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau
Fungsi Desain Pembelajaran adalah:
- Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
- Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
- Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid
- Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
- Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
- Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
- Meningkatkan kemampuan Pembelajar (instruktur, guru, widya iswara, dosen, dan lain-lain).
- Menghasilkan sumber belajar.
- Mengembangkan sistem belajar mengajar.
- Mengembangkan Organisasi menjadi organisasi belajar.
Pada dasarnya setiap model pembelajaran merepresentasikan sistem atau model pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Namun, tujuannya tetap sama. Artinya, untuk memberikan pemahaman tentang proses pembelajaran. Jika siswa sudah familiar dengan pelajaran PAI, bisa dipastikan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah tepat. Sehingga tidak ada satu model pembelajaranpun yang mendemonasi dalam suatu matapelajaran atau suatu proses pembelajaran. Hal inilah yang membuat guru harus mengemas model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa. Ciri model pembelajaran yang baik untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah:
- Adanya keterlibatan intelektual emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
- Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
- Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik
- Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
Berikut model-model pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga matapelajaran lain di sekolah seperti model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Bertukar Pasangan, Kepala Bernomor Struktur, Artikulasi, Examples non examples, Picture and Picture, Numbered Heads Together, Cooperative Script, Student Teams Achievement Divisions, Jig Saw (model Tim Ahli), Main Mapping, Mencari Pasangan dan masih banyak lagi model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan agama Islam. Guru juga dapat menggunakan model pembelajaran Targhib dan Tarhib. Model pembelajaran ini juga harus disesuaikan dengan Materi yang diajarkan kepada siswa.
Targib adalah janji yang mengandung bujukan dan ejekan kepada mashlahat untuk kesenangan atau kesenangan di akhirat, yang baik dan pasti dan bersih dari segala kotoran. Kemudian dia melanjutkan dengan melakukan perbuatan saleh dan menghindari kesenangan sementara. Termasuk risiko. Dan Tarhib adalah perbuatan tercela atau kemaksiatan terhadap Allah SWT sedangkan merupakan ancaman atau ancaman melalui hukuman yang disebabkan karena melakukan dosa, kesalahan atau perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Targib Tarhib adalah suatu model, strategi atau cara meyakinkan manusia akan kebenaran Allah SWT melalui janji berbuat baik di akhirat berupa kesenangan dan mengancam orang-orang yang mendurhakai-Nya. Ini adalah salah satu cara untuk mendorong (memotivasi) Anda untuk menemukan kegembiraan dalam berbuat baik, dan memberi Anda pelajaran bahwa jika Anda tidak mengikuti petunjuk yang benar, Anda akan mendapat masalah jika tidak berhasil.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulakn bahwa, masing-masing model pembelajaran memiliki kekhususan dan tentunya dalam penerapannya di selaraskan dengan materi yang diajarkan.**
Discussion about this post