Tanjungpinang (leader) – Perilaku seks menyimpang mulai mewabah di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, seperti baru-baru ini terjadi salah seorang oknum Guru berupaya untuk melakukan seks sesama jenis dengan muridnya sendiri hingga berurusan dengan Polisi.
Terkait hal itu mengundang perhatian orang banyak, sehingga Direktur Eksekutif LSM Sirih Sofiar Fauzi, angkat bicara, untuk harus ditangani secara serius oleh semua pihak, “Sehingga tidak mewaba di Tanah Bunda Melayu Kepri.” kata Direktur Ekskutif Besar, Sofiar Fauzi.
“Kasus oknum guru dan siswa yang melakukan hubungan sesama jenis adalah satu dari sekian banyak perilaku menyimpang lainnya yang munkin belum terungkap,” ujarnya di Tanjungpinang, Rabu (14/8).
Menurut Sofi mengatakan kasus pemuda berperilaku seks menyimpang itu, bukan pertama kali terjadi di Tanjungpinang, namun sudah yang kesekian kalinya. “Dalam sejumlah kasus yang kami tangani, korban akan berpotensial menjadi pelaku,” ucapnya.
Di luar rumah, di tempat yang tertutup, terdapat aktivitas yang menyimpang. Mereka memiliki komunitas gay, meski dalam mencari mangsa dilakukan sendiri-sendiri. “Untuk menembus ini sangat sulit, karena sangat rapi,” katanya.
Dikatakannya juga perilaku seks menyimpang harus mendapat perhatian bersama, terutama dari pihak keluarga. Satu-satunya jalan untuk membentengi anak dari perilaku menyimpang, harus memberian edukasi dibidang keagamaan guna memperkuat iman dan taqwa anak tersebut.
Terutama para orang tua harus lebih memperhatikan anak-anaknya, serta memberikan bimbingan dibidang keagamaan sehingga mereka memahami mana yang dilarang dan mana pula yang tersuruh, yang tidak kalah penting memberikan contoh yang baik.
“Perkuat nilai-nilai agama dalam lingkungan keluarga, satu-satunya jalan untuk membentengi anak-anak dari perilaku seks menyimpang serta penyakit masyarakat lainnya,” tuturnya.
Sofi juga mengatakan, orang tua tidak dapat menyerahkan sepenuhnya persoalan yang menyangkut perilaku anak itu kepada pihak sekolah maupun kampus, pihak sekolah hanya memberi stimulus dalam beberapa jam setiap hari, sementara pelajar dan mahasiswa lebih banyak berada di rumah dan lingkungan bermain.
“Ini problem serius anak bangsa yang harus diselesaikan,” katanya serius.
Perilaku seks menyimpang merupakan “penyakit” yang menular, yang intensitasnya tergantung pada kondisi, kata Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Prof Syafsir Akhlus.
“Karena ini dianggap banyak pihak sebagai ‘penyakit’, maka perlu diobati secara serius,” ujarnya.
Akhlus mengatakan seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak kampus memiliki tanggung jawab dalam menanggulangi perilaku seks menyimpang tersebut. Pembiaran terhadap “penyakit” itu dapat dikategorikan sebagai perbuatan jahat terhadap sesama manusia.
“Kita harus menanamkan pada diri orang yang diduga atau terbukti melakukan seks menyimpang bahwa perilaku itu adalah seperti penyakit yang harus diobati. Doktrin yang disampaikan harus secara terus-menerus hingga muncul kesadaran dari diri orang itu sendiri,” katanya. Sumber Komimfi Kepri. (leader)
Discussion about this post