Dharmasraya (leadernusantara.com) – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia (RI) Moeldoko yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berbagi ilmu bidang pertanian kepada ratusan petani di Kabupaten Dharmasraya pada senin 28 Oktober 2019.
Usai mengikuti upacara hari sumpah pemuda 2019 di halaman Kantor Bupati Dharmasraya, sesi berikutnya Moeldoko di auditotium kantor bupati, bertemu dengan ratusan masyarakat tani di Dharmasraya.
Moeldoko selaku KSP juga merupakan Ketua Umum HKTI, memberikan pencerahan kepada para petani, agar bisa lebih sukses serta dapat medongkrak ekonomi masing-masing, dalam bidang pertanian.
“Saya diutus dari Istana datang kemari selain sebagai Ketua HKTI, juga ingin mendorong pemerintah untuk menerapkan modernisasi pertanian”, kata Moeldoko dengan lantan dihadapan para petani.
Kemudian KSP, Moeldoko berharap petani di Dharmasraya terbiasa menggunakan teknologi sebagai upaya meningkatkan produksi,
Moeldoko memberikan contoh sepert di negara maju, sektor pertaniannya menggunakan teknologi tinggi. Setiap bibit, benih, peralatan pertanian mestilah ditingkatkan dengan inovasi baru, agar hasil tani bisa meningkat mengimbangi pertumbuhan penduduk.
Walau petani Dharmasraya terkadang masih mengunakan cara tradisionil untuk bercocok tanam, HKTI sendiri, kata Moeldoko, sudah melakukan sejumlah inovasi di sektor pertanian. “Kami ingin mengajak masyarakat para petani Dharmasraya, untuk dapat bekerjasama dibidang tani, nanti bisa kirim sebagai utusan, sekurangnya sepuluh orang untuk kami berikan pelatihan, agar bisa menjadi petani yang sukses”, jelas Moeldoko.
Moeldoko juga mengajak untuk “Negara yang memiliki kemajuan di pertanian pasti memiliki high inovation. Petani kita, pertanian Indonesia, hanya bisa berkembang karena teknologi. Sementara ini masyarakat kita masih hampir sebagian masih petani tradisional,” kata Moeldoko.
Hal itu disaksikan Bupati Dharmasraya, Sekda, Kepala Dinas Pertanian Dharmasraya, serta petani. Menurut Moeldoko, menemukan benih padi yang berumur 70 hari, bisa menghasilkan delapan ton per hektarnya. “Saya punya Varietas nama depannya M, yaitu M500 hasilnya sembilan ton,” tambahnya lagi.
Kemudian sebagai keseriusannya, ingin investasi dan membantu petani Dharmasraya dengan membangun Rice Milling Unit (RMU) atau penggilingan padi, ” apa nama mereknya, terserah bupati yang memberikan”, tutupnya. ( wahyudin)
Discussion about this post