Natuna, leadernusantara.com-Seirimg semakin bertambahnya pasien cuci darah di RSUD Natuna, sehingga membuat mesin cuci darah yang ada saat ini tidak efektif lagi dan perlu penambahan.
Menurut dr Irma, di bagian HD, mesin cuci darah milik RSUD Natuna saati ini ada 5 unit, itupun sebagian sudah mulai mengalami macet-macet saat proses cuci darah berlansung.
Sementara pasien yang dalam proses cuci darah 2x dalam satu minnggu saat ini berjumlah sebanyak 27 orang pasien dan masih ada yang antri 3 orang belum mau cuci darah, biasanya pasien yang menolak cuci darah ini paling lama 3 bulan, kalau sudah bengkak badan ya biasanya ia akan menyerah. Jadi kalau bertambah 3 orang lagi tentu pasien cuci darah jadi 30 orang, kalau dengan 5 mesin tentu kami harus menjadwalkan cuci darah pasien jadi 3 sip
Persoalan kami lembur setiap hari sampai jam 1 malam tidak masalah, hanya saja yang kami kuatirkan kalau lama berjalan cuci darah 3 sip setiap hari, tidak ada penambahan mesin, kami kuatir mensin yang ada saat ini akan jebol rusak karena terlalu panas hidup non stop. Maksimalnya mesin ini hanya untuk 2 sip, dari jam 08.00 pagi sampai pukul 20.00 WIB malam.”terang dr Ema, Kamis, 2 November 2023.
Kalau tidak ada penambahan mesin segera oleh pihak RSUD Natuna dr. Ema kuatir pelayanan terhadap pasien cuci darah ini akan terlantar dan hal ini sangat berbahaya, sebab pasien cuci darah ini tidak bisa telat, kalau telat cuci darah satu hari saja mereka sudah sesak nafas, apalagi sampai telat 2 sampai 3 hari bisa saja mereka mengalami kematian,”ujar dr Ema
Persoalan kurangnya mesin cuci darah ini menurut dr Ema, sudah ia sampaikan ke pihak pengelola RSUD Natuna.
“Mungkin karena mesin ini mahal pihak RSUD belum menambahnya.”terang dr Ema.
dr Ema berharap persoalan ini bersifat darurat tidak dapat dilalaikan. Pemda dan pihak RSUD harus segera mencarikan solusi terkait persoalan mesin cuci darah kalau pemda dan RSUD tidak bisa membeli karena mahal, sebenarnya bisa saja melobi pihak ke-3 (EO) seperti beberapa rumah sakit di Batam, mesin cuci darahnya dibiayai oleh pihak ke-3 sehingga berapa saja kebutuhan rumah sakit itu akan disediakan oleh pihak ke-3 tersebut.”terang dr Ema.(red)
Discussion about this post