Tanjungpinang (Leadernusantara.com) – Aktivitas penimbunan lahan diduga tanpa izin membuat warga resah, karena jalan umum menjadi macet dan kotor, berlumpur, berdebu disaat panas dan rawan menimbulkan korban laka. Saat awak media turun ke lokasi terlihat Damtruk mengnkut tanah timbunan, pada 6 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut dengan bebas dilakukan pelaku pada malam hari tidak terlihat petugas mengontrol dilokasi di jalan Sidomulyo KM II, tepatnya di sekitar Jembatan Dua Buaya, RT 01/RW 012, Kelurahan batu IX, kota Tanjungpinang.
Adanya penimbunan lahan tersebut akan menimbulkan pendangkalan pada Aliran Sungai (DAS) di bawah jembatan satu dan dua, maka petugas terkait perlu melihat izin Hamdal dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas penimbunan tersebut.
Warga sekitar sangat mengkhawatirkan dampaknya, seperti banjir saat hujan mengingat aliran air sudah mulai tersumbat, sementara daerah tersebut sangat rawan banjir, titambah lagi adanya penimbunan tanpa septi sesuai aturan yang ada.
Sktivitas penimbunan ini juga kenyamanan warga berlalulintas sangat terganggu, adanya Damtruk lalulalang, disamping macet dan bising dengan rawungan mesin escavator menguruk tanah timbun di lokasi yang tidak jauh dari pemungkiman warga sekitar.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai izin kegiatan penimbunan lahan tersebut.
Warga sangat berharap pemerintah kota dan instansi terkait segera turun tangan untuk menertibkan aktivitas tersebut sebelum terjadi kerusakan lingkungan yang lebih parah dan gangguan sosial membuat warga sekitar bertindak secara brutal.
Salah seorang warga yang belum disebutkan namanya di media ini mengatakan kepada awak media ini, bahwa aktivitas yang dilakukan pelaku, sangat meresahkan kami warga disini, disamping bising juga kwatir akan menimbulkan banjir akan lebih parah, sedangan daerah kami ini sudah rawan banjir, sebutnya sangat menyesali.
“Daerah kami disini rawan banjir pak, saya yakin adanya penimbunan ini tentu jika hujan turun akan lebih parah, disamping itu bising pada malam hari, pak, kami susah tidur, sebutnya lirih. (Sdr)
Discussion about this post