Kepri (Leadernusantara.com) – Gubernur Kepri sambut baik kunjungan kerja Menteri Perikanan RI Wahyu ke wilayah Kepri pada Jum’at 26 Nopember 2021, dalam rangka mensosialisasikan program Prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tentang Budidaya dan Penangkapan Ikan terukur.
Menteri Perikanan dan Kelautan RI Wahyu pada saat acara ini menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan baru sektor kelautan dan perikanan, yang harus disosialisasikan kepada pemerintah daerah dan para kelompok usaha pengembang budidaya dan tankap ikan yang terukur.
Hal ini merupakan intruksi langsung dari Presiden Joko Widodo untuk memilah-milah pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang memberi manfaat besar bagi negara, serta pemerataan industri perikanan, maka dari itu Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB) mensosialisasikan program prioritas system tatakelola, sebutnya.
Menurut Dirjen Perikanan Tangkap (DJPT) KKP RI, bahwa Perikanan merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, dengan mengelola serta memanfaatkan sumberdaya ikan dan biota lainnya yang bernilai ekonomis, sebutnya dihadapan para peserta himpunan nelayan, kelompok pembudidaya ikan, nelayan, dan stakeholder perikanan se-Kepri.
“Pengembangan penangkapan ikan pada hakikatnya mengarah ke pemanfaatan sumber daya ikan secara optimal dan rasional bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan nelayan khususnya di wilayah Provinsi Kepulauan Riau”, kata Dirjen.
Wilayah Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hitungan teknis dari Balai Kajian Geomatika Bakasurtunal Tahun 2007, luas wilayah lautanya sebesar 417.012,97 km2. tentunya sudah sewajarnya menjadi perhatian dan harapan bagi nelayan untuk dapat menjadi motor kemajuan perekonomian.
“Saat ini yang terjadi adalah hasil nelayan dari seluruh wilayah Indonesia dibawa ke Jawa, disana menjadi pusat transaksi perikanan kedepan, kebijakan yang diambil misalnya hasil nelayan di Kepri akan berhenti di Kepri (prosesnya), karena industri perikanannya juga ada disitu, dengan demikian, tenaga kerja juga dari Kepri, Ini yang disebut dengan distribusi pertumbuhan ekonomi ke daerah,” ujar Menteri Wahyu.
Kata Wahyu, Berbicara tentang budidaya, di Kepri sudah cukup baik, seperti di Natuna ada budidaya ikan kerapu dan napoleon, namun untuk lebih mengembangan Wahyu memberikan tantangan bagi para akademisi di Kepri untuk melakukan riset-riset pengembangbiakan berbasis budidaya, contohnya teripang, napoleon dan komoditas lainnya dengan nilai ekonomis tinggi, kata Wahyu.
Kemudian Wahyu mengutarakan harapannya, masa 5 sampai 10 tahun lagi di Kepri, tidak ada lagi botol plastic, kita ingin kedepannya botol berbahan rumput laut, akan kita datangkan industrinya kesini, tantangnya Wahyu, pada acara tersebut.
Terakhir Wahyu menekankan kebijakan utama yang akan datang adalah menghidupkan ekonomi dan industri perikanan bisa mandiri di Kepri, maka dari itu diharapkan dunia industry memanfaatkan momentum ini dengan baik kejar piluang.
“Jangan takut akan kedatangan para investor, karena pastinya akan mengembangkan dan mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan di Kepri,” tutupnya.
Kegiatantersebut disejalankan dengan penyerahan secara simbolis Bantuan Perikanan Budidaya se-provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2021 senilai 1,048 miliar rupiah, terdiri dari benih kakap putih, benih bawal bintang, benih kerapu dan calon induk ikan laut serta bantuan sarana dan prasarana ikan hias.
Acara tersebut dihadiri Dirjen Perikanan Tangkap M. Zaini Hanafi, Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin, Kadis Kelautan dan Perikanan Kepri H.T.S Arif Fadilah, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Toha Tusihadi. (Leade)
Discussion about this post