Tanjungpinang (leadernusantara.com) – Gubernur Kepri Nurdin Basirun beserta rombongan hadiri peringatan Nuzul Quran tingkat Provinsi Kepri di Masjid Agung Natuna Jumat Malam, 1 Juni 2018, ke esokan harinya meninjau sejumlah kegiatan dan meemui sejumlah para nelayan di Pring sekaligus berbincang upaya untuk memudahkan aktivitas kerja Nelayan.
Gubernur H Nurdin Basirun mengatakan, dirinya sengaja membawa beberapa Kepala OPD ke Natuna agar sejumlah kegiatan semakin cepat terealisasi, permintaan masyarakat yang menaikkan taraf hidup dan memudahkan mereka dalam beraktivitas harus digesa.
“Kawan-kawan saya yang kerja, makanya saya bawa ke sini. Saya “ngacah” aja supaya jadi dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” kata Nurdin saat berbincang dengan beberapa nelayan di kawasan Pring, Ranai, Natuna, Sabtu (2/6).
Gubernur didampingi Sekdaprov H TS Arif Fadillah, Kepala Barenlitbang H Naharuddin, Kadis Kesehatan Tjetjep Yudiana, Kadis PU Abu Bakar, Kadis Kelautan dan Perikanan Edy Sofyan, Kadispora Maifrizon, Karo Ekonomi Heri Andrianto.
Setelah berkeliling hingga ke Teluk Buton, Nurdin dan rombongan meninjau pelabuhan bongkar muat, Nurdin juga berbincang dengan pekerja bongkar muat dan pengelola, hasil perbincangan itu dapat diketahui proses bongkar muat kapal sekitar 1.200 Ton mencapai waktu hingga dua belas hari.
Proses yang melambat itu dikarenakan barang-barang langsung dibawa ke toko. Ini yang menyebabkan proses antrian panjang. Termasuk antrian mobil yang membawa bahan-bahan yang datang. terkait hal itu Nurdin perintahkan untuk mengkaji pembuatan gudang.
Menurut Nurdin, Kalau gudang sudah ada, dapat diyakini proses bongkar muat akan cepat. Kalau terlalu lama, bahan akan rusak, juga dengan cost kapal tentu akan membengkak, maka dari itu kita tak ingin semua itu bermuara pada kenaikan harga yang akan terbebani kepada masyarakat, himbau Nurdin.
Pada saat meninjauan pelabuhan itu, ada dua kapal yang harus berdempetan untuk membongkar barang, maka perlu penambahan pelabuhan untuk sandar kapal satu lagi harus segera digesa, sehingga dapat tiga kapal yang bisa sandar di pelabuhan ini, kata Nurdin.
Kemudian Nurdin juga singgah di kawasan Pring tempat nelayan menambat kapal-kapalnya, menelusuri ke tambat kapal yang masih terbuat dari kayu. Kondisi pelabuhan tambat kapal itu cukup memprihatinkan, jelasnya.
Salah seorang nelayan, Abdul Wahab mengatakan, jalur itu memang sering digunakan untuk tambat kapal. Jika ada nelayan yang merapat sekaligus proses jual beli ikan, sehingga banyak kaum ibu mengunjungi tempat nelayan nyandar kapalnya tersebut untuk membeli Ikan.
Mendengar cerita itu, Nurdin memerintahkan untuk segera dikaji pembangunan pelabuhan tambat kapal yang lebih baik, begitu juga pelabuhan jalan masuk ke kawasan ini, segera dibangun, dan direalisasikan pada Tahun 2019, pinta Nurdin.
Usai berbincang dengan nelayan, Nurdin bergerak melihat pembangunan jalan Batubi-Kelarik, disitu terlihat perkembangan pembangunan jalan, juga ada sejumlah Jembatan, satu diantaranya belum terbangun, tiga lagi sudah selesai dikerjakan. sumber humas (red)
Discussion about this post