Natuna, leadernusantara.com-Atas penempatan inservasi ratusan WNI Wuhan China di Natuna, Bupati Natuna Drs Hamid Rizal, M.Si, mengaku tidak pernah diajak koordinasi oleh pemerintah pusat.
“Ini keputusan sepihak pemerintah Pusat, Selaku pemerintah daerah tidak pernah dikasih pemberitahuan atau diajak koordinasi oleh pemerintah pusat, kalau saya tau keputusan penempatan inservasi WNI dari Wuhan China ini di tempatkan di Natuna, saya tidak akan ikut rapat di Polda hari itu.”Ucap Hamid
Dihadapan Ribuan masyarakat Natuna yang berorasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Natuna, Jalan Yos Sudarso Kelurahan Batu Hitam Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Senin, (03/02) sekira pukul 10.30 WIB pagi tadi Bupati Hamid juga menghimbau, agar seluruh elemen masyarakat tidak terprovokasi. “Jangan sampai kita dibenturkan antara Iksetif, Legislatif dan masyarakat, mari kita bersatu melawan ini.”Himbau Hamid.
Apa yang disampaikan hamid pagi itu seakan tidak digubris oleh ribuan masa yang berdemonstrasi. Bahakan ribuan masa tersebut mengecam pemerintah pusat, kalau permintaan mereka tidak diindahkan untuk memindahkan seluruh WNI dari Wuhan China itu ke- KRI, Ribuan masyarakat menekankan agar Presiden Jokowi Dodo, tidak lagi menginjakkan kaki di Natuna, ancaman itu juga disampaikan kepada Bupati Natuna Drs Hamid Rizal, apabila bila tidak biasa menyambung lidah masyarakat ke Presiden RI secara langsung, maka Hamid juga tidak diperbolehkan untuk kembali ke Natuna.
“Sebelum saudara bupati berangkat ke-Jakarta, tolong dengarkan baik-baik pesan kami, yang pertama. Kalau tuntutan kami tidak diindahkan oleh presiden, jangan lagi coba menginjakkan kaki di Natuna ini.
Yang ke-dua, termasuk anda saudara bupati, Kalau saudara tidak berhasil dalam hal ini juga jangan lagi kembali ke Natuna ini.”Kecam Wan Sofyan, salah seorang peserta aksi.
Sebagai bentuk keperdulian Hamid kepada masyarakat Natuna, meskipun baru sekitar 30 menit turun pesawat, Hamid bersama Ketua DPRD Natuna, Andes Putra, S.Pd. Ketua KNPI Hariadi, Perwakilan Nelayan Natuna, Perwakilan Perguruan Tinggi serta Ketua Pemuda Pancasila (PP) dan satu perwakilan perempuan berangkat ke- Jakarta untuk bertemu langsung Presiden Jokowi Dodo.
Peserta aksi lainya juga meminta kepada yang berkomentar di TVOne, kalau belum faham dengan Daerah Natuna, lebih baik diam dari pada menambah luka perasaan kami ribuan masyarakat Natuna.”Pesanya. (Herman)
Discussion about this post