Pasbar (leadernusantara.com) – 182 Orang Kepala Sekolah di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mengikuti Sosialisasi Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga di gedung Balerong, Simpang Empat, pada Selasa 28 Agustus 2018.
Sosialisasi tersebut digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasbar dalam rangka meningkatkan kapasitas pemangku pendidikan keluarga dan mendorong implementasi pendidikan keluarga di Pasbar.
Bupati Pasbar, H. Syahiran saat membuka sosialisasi tersebut mengatakan, untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan keluarga dibutuhkan koordinasi yang baik, antara pihak sekolah dengan wali murid. Edukasi kedua belah pihak, dapat bekerjasama dengan baik, dalam mendidik anak.
“Saya pikir antara penyelenggara pendidikan perlu melakukan koordinasi yang baik dengan wali murid, untuk menyikapi persoalan pendidikan keluarga. Adakan pertemuan dan sosialisasikan persoalan itu,” tegasnya.
Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan kepada dalam diri seorang anak, karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai serta kecendrungan mereka.
” Keluarga itu punya tanggung jawab mendidik anak dengan benar dan jauh dari penyimpangan. Keluarga juga, punya tugas menyelamatkan proses pendidikan anak. Akan tidak maksimal jika segala proses pendidikan itu diserahkan kepada pihak sekolah saja,” ungkap Syahiran.
Disampaikannya juga, Dalam realitas sehari-hari, ada orang tua yang kurang peduli pada pendidikan anaknya. Padahal, anak akan sangat senang apabila mendapatkan apresiasi dari orang tua, mengenai prestasi atau proses pendidikannya. Hal itu perlu menjadi perhatian bagi orang tua, sebab akan menjadi daya dorong untuk kemajuan pendidikan anak.
Disamping itu, sekolah juga harus mampu menjadi wadah pembentukan karakter anak agar meiliki budi pekerti luhur dan berilmu pengetahuan sesuai amanat undang-undang Repoblik Indonesia.
“Konsekuensi dari kesibukan orangtua dengan pekerjaan rutinnya, atau pekerjaan lain di luar rumah, membuat peran sekolah semakin besar dan kompleks. Keluarga yang seharusnya berperan menjadi tempat pendidikan utama, mengalihkan sebagian fungsinya kepada sekolah,” ucapnya.
Atas dasar hal tersebut, keberadaan guru professional, menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. (JI/Edi)
Discussion about this post